wellcome in my blog

selamat datang di http://th3canada.blogspot.com
anda bisa menambah dan berbagi pengetahuan di blog kami ini.semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.

Senin, 26 Desember 2011

Contoh Resensi Karya Sastra

BAB I
PENDAHULUAN
a. Isi Novel
Novel ini berisikan kehidupan  sosial masyarakat pada masa itu yang menceritakan seseorang yang melupakan adat istiadatnya.
b. Tujuan Pengarang
• Menuliskan imajinasi yang ada dipikiran pengarang dan mengembangkan cerita itu ke dalam sebuah paragraf (sebuah buku)
• Memberikan efek emosional, membuat seseorang termotivasi bahkan terhibur
c. Tujuan Penyusunan Novel
• Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
• Untuk menambah wawasan dan mengasah kemampuan untuk membuat resensi
• Untuk melatih diri dalam bekerja dan kami ingin memberitahukan kepada seluruh masyarakat tentang isi novel ini layak atau tidak untuk dibaca
d. Manfaat Novel
Novel ini bermanfaat bagi semua masyarakat khususnya para remaja. Selain itu, untuk mengetahui cerita kehidupan sehari-hari para remaja.
e. Audiens (Sasaran)
Novel ini ditujukan untuk masyarakat luas dari bawah, menengah, dan atas. Khususnya para remaja, para siswa SMA, dan mahasiswa



f. Sistematika Novel
Novel ini tersusun secara sederhana, dimulai dari pembuka cerita, isi cerita, dan penutup cerita
g. Dari Segi Kebahasaan dan Ejaan
Dilihat dari segi bahasa, sebenarnya pengarang novel ini belum seluruhnya menggunakan Bahasa Indonesia. Masih banyak kata ejaan yang kurang fasih.



















BAB II
PEMBAHASAN

BAB IISALAH ASUHAN
(Karya ABDOEL MOEIS)
A. Identitas Buku
Judul :
SALAH ASUHAN
No. ISBN :9794070645Penulis : Abdoel MoeisPenerbit :Balai Pustaka    Tanggal terbit : First 1928, 1999, 2009Jumlah Halaman : 262Berat Buku : 0.35Jenis Cover : Soft Cover Dimensi(L x P) : 15 x 21 cmKategori : Jurnal SastraText Bahasa : IndonesiaLokasi Stok : Gudang Penerbit
2.1222.1 Sinopsis
Corrie de Bussee, gadis Indo-Belanda yang cantik, lincah dan menjadidambaan setiap pria yang mengenalnya. Corrie berteman dengan Hanafi dari sejak kecil. Hanafi sendiri adalah laki-laki muda asliMinangkabau, berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat - baratan. Bahkan cenderung memandang rendah bangsanya  sendiri.  Karena  selalu  bersama-sama  akhirnya  mereka  saling mencintai. Tapi cinta mereka itu tidak dapat disatukan karena perbedaan bangsa, jika orang Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda dan sampai menikah, mereka akan dijauhi oleh para keluarganya dan orang lain. Corrie pun akhirnya pergi yang tadinya tinggal di Minangkabau menjadi di Betawi. Perpindahan itu sengaja ia lakukan untuk menghindar dari Hanafi dan meneruskan sekolahnya disana. Akhirnya ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah. Rapiah adalah sepupu Hanafi, gadis Minangkabau sederhana yang berperangai halus, taat pada tradisi dan adat sukunya. Ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah yaitu untuk membalas budi pada ayah Rapiah yaitu Sutan Batuah yang telah membantu membiayai sekolah Hanafi. Tapi Hanafi awalnya tidak mau karena cintanya hanya untuk Corrie saja.Akhirnya dengan bujukan ibunya walaupun terpaksa ia menikah juga denganRapiah. Karena Hanafi tidak mencintai Rapiah, Rapiah hanya diperlakukan seperti babu di rumahnya. Mungkin Hanafi juga menganggap Rapiah itu tidak ada, jika banyak temannya orang Belanda yang datang ke rumahnya. Hanafi dan Rapiah dikarunia seorang anak laki-laki yaitu Syafei.Suatu hari, Hanafi digigit anjing gila, maka dia harus berobat keBetawi agar sembuh. Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali denganCorrie. Di Betawi,Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih, tetapi walaupun Hanafi seperti itu, Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan Ibu Hanafi.Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi.
 
B. Sinopsis
Corrie de Bussee, gadis Indo-Belanda yang cantik, lincah dan menjadidambaan setiap pria yang mengenalnya. Corrie berteman dengan Hanafi dari sejak kecil. Hanafi sendiri adalah laki-laki muda asliMinangkabau, berpendidikan tinggidan berpandangan kebarat - baratan. Bahkan cenderung memandang rendahbangsanya  sendiri.  Karena  selalu  bersama-sama  akhirnya  mereka  salingmencintai. Tapi cinta mereka itu tidak dapat disatukan karena perbedaan bangsa,jika orang Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda dan sampai menikah,mereka akan dijauhi oleh para keluarganya dan orang lain. Corrie pun akhirnyapergi yang tadinya tinggal di Minangkabau menjadi di Betawi. Perpindahan itusengaja ia lakukan untuk menghindar dari Hanafi dan meneruskan sekolahnya disana.Akhirnya ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah.Rapiah adalahsepupu Hanafi, gadis Minangkabau sederhana yang berperangai halus, taat padatradisi dan adat sukunya. Ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiahyaitu untuk membalas budi pada ayah Rapiah yaitu Sutan Batuah yang telahmembantu membiayai sekolah Hanafi. Tapi Hanafi awalnya tidak mau karenacintanya hanya untuk Corrie saja.Akhirnya dengan bujukan ibunya walaupun terpaksa ia menikah juga denganRapiah. Karena Hanafi tidak mencintai Rapiah, Rapiah hanya diperlakukanseperti babu di rumahnya. Mungkin Hanafi juga menganggap Rapiah itu tidak ada, jika banyak temannya orang Belanda yang datang ke rumahnya. Hanafi danRapiah dikarunia seorang anak laki-laki yaitu Syafei.Suatu hari, Hanafi digigit anjing gila, maka dia harus berobat keBetawi agar sembuh. Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali denganCorrie. Di Betawi,Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa diamenceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih, tetapi walaupunHanafi seperti itu, Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan Ibu Hanafi.Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corriedituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi.
 
Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang.Corrie  sakit  Kholera  dan  meninggal  dunia.  Hanafi  sangat  menyesal  telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya. Pekerjaannya Hanafi hanya termenung saja dan tidak terlalu bergairah. Hanafi sakit, kata dokter diaminum sublimet dan akhirnya dia meninggal dunia.
2.2. Identitas Buku
  1. Judul Buku      : Salah Asuhan
  2. Pengarang       : Abdoel Moeis
  3. Penerbit           : Balai Pustaka
  4. Tanggal Terbit : First 1928,1999,2009
  5. Halaman Buku : 262 halaman
  6. Berat  Buku     : 0,35
  7. Jenis cover        : Soft
  8.  kategori          : Jurnal Sastra
  9. Text Bahasa    : Indonesia
j.    Lokasi stok      : Gudang Penerbit
2.3. Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik
a. Unsure Intrinsik 
1. Tema
Adapun tema yang terkandung dalam novel Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis adalah adat istiadat.
2. Amanat
Adapun amanat yang terkandung dalam novel Salah Asuhan adalah :
1) Janganlah melupakan adat istiadat negeri sendiri, jikalau ada adat istiadat daribangsa lain, boleh saja kita menerima tapi harus pandai memilih, yaitu pilihlahadat yang layak dan baik kita terima di negeri kita.
2) Jangan memaksakan suatu pernikahan yang tidak pernah diinginkan olehpengantin tersebut, karena akhirnya akan saling menyiksa keduanya.
3. Alur
Alur yang digunakan dalam novel Salah Asuhan adalah alur maju.
4. Tokoh
1) Hanafi, wataknya egois, keras kepala
2) Corrie, wataknya baik, mudah bergaul
3) Rapiah, wataknya sabar, lembut
4) Ibu Hanafi, wataknya sabar 
5) Tuan Du Busse, wataknya tegas dan keras
6) Sutan Batuah, wataknya tegas dan keras
7) Syafei, wataknya berani
8) Si Buyung wataknya penurut
5. Latar
 
Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang.Corrie  sakit  Kholera  dan  meninggal  dunia.  Hanafi  sangat  menyesal  telahmenyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulangkembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya. Pekerjaannya Hanafihanya termenung saja dan tidak terlalu bergairah. Hanafi sakit, kata dokter diaminum sublimet dan akhirnya dia meninggal dunia.
C. Pemabahasana. Unsure Intrinsik 1. Tema
Adapun tema yang terkandung dalam novel Salah Asuhan karangan AbdoelMoeis adalah adat istiadat.
2. Amanat
Adapun amanat yang terkandung dalam novel Salah Asuhan adalah :1) Janganlah melupakan adat istiadat negeri sendiri, jikalau ada adat istiadat daribangsa lain, boleh saja kita menerima tapi harus pandai memilih, yaitu pilihlahadat yang layak dan baik kita terima di negeri kita.2) Jangan memaksakan suatu pernikahan yang tidak pernah diinginkan olehpengantin tersebut, karena akhirnya akan saling menyiksa keduanya.
3. Alur
Alur yang digunakan dalam novel Salah Asuhan adalah alur maju.
4. Tokoh
1) Hanafi, wataknya egois, keras kepala2) Corrie, wataknya baik, mudah bergaul3) Rapiah, wataknya sabar, lembut4) Ibu Hanafi, wataknya sabar 5) Tuan Du Busse, wataknya tegas dan keras6) Sutan Batuah, wataknya tegas dan keras7) Syafei, wataknya berani8) Si Buyung wataknya penurut
5. Latar
  Latar atau tempat terjadinya yaitu :
1) Lapangan tenis di Minangkabau
2) Rumah Corrie dan rumah Hanafi di Minangkabau
3) Betawi / Jakarta4) Semarang





6. Sudut Pandang
Dalam novel Salah Asuhan Abdoel Moeis ini, pengarang bertindak sebagai orang ketiga yaitu menceritakan kehidupan tokoh-tokoh pada novel tersebut.
7. Gaya Penulisan
Gaya penulisan dari novel ini apabila dilihat dari segi bahasa adalah bahasaMelayu dan ada juga diselipkan bahasa Belanda. Dalam penulisannya terdapatpantun dan sedikit pribahasa.
b. Unsur Ekstrinsik 
1.  Latar Belakang Penciptaan Karya Sastra
Berasal dari luar diri pengarang, karena pada novel ini pengarang hanya sebagai sudut pandang orang ketiga.
2.  Sejarah dan Latar Belakang Pengarang
Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli 1883– wafat di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalah seorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah diStovia  (sekolah  kedokteran,  sekarang  Fakultas  KedokteranUniversitas Indonesia),Jakarta akan tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadianggota Volksraad yang didirikan pada tahun 1916 oleh pemerintah penjajahanBelanda.
3. Kondisi Masyarakat Saat Karya Sastra Diciptakan
.Pengarang  menciptakan  novel  ini  karena  berdasarkan  kehidupan  sosialmasyarakat pada masa itu yang menceritakan seseorang yang melupakan adat istiadatnya.







BAB III
PERMASALAHAN
3.1. Permasalahan
 
Latar atau tempat terjadinya yaitu :1) Lapangan tenis di Minangkabau2) Rumah Corrie dan rumah Hanafi di Minangkabau3) Betawi / Jakarta4) Semarang
6. Sudut Pandang
Dalam novel Salah Asuhan Abdoel Moeis ini, pengarang bertindak sebagaiorang ketiga yaitu menceritakan kehidupan tokoh-tokoh pada novel tersebut.
7. Gaya Penulisan
Gaya penulisan dari novel ini apabila dilihat dari segi bahasa adalah bahasaMelayu dan ada juga diselipkan bahasa Belanda. Dalam penulisannya terdapatpantun dan sedikit pribahasa.
b. Unsure Ekstrinsik 1.  Latar Belakang Penciptaan Karya Sastra
Berasal dari luar diri pengarang, karena pada novel ini pengarang hanyasebagai sudut pandang orang ketiga.
2.  Sejarah dan Latar Belakang Pengarang
Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli 1883– wafat di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalahseorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah diStovia  (sekolah  kedokteran,  sekarang  Fakultas  KedokteranUniversitas Indonesia),Jakarta akan tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadianggota Volksraad yang didirikan pada tahun 1916 oleh pemerintah penjajahanBelanda.
3.

Kondisi Masyarakat Saat Karya Sastra Diciptakan
.Pengarang  menciptakan  novel  ini  karena  berdasarkan  kehidupan  sosialmasyarakat pada masa itu yang menceritakan seseorang yang melupakan adatistiadatnya.
D. Permasalahan
 
Secara struktural Salah Asuhan tidak istimewa. Ada tokoh yang utama, ada tokoh minor, ada latar, dan ada narasi. Narasinya dilakukan dengan mendalampada pikiran tokoh utama dan penokohan dikembangkan dengan dialog.Pemilihan kata pada roman Salah Asuhan ini cukup sulit untuk dimengerti karena banyak terdapat bahasa Belanda. Gaya bahasa yang digunakan dalan novel Salah  Asuhan  ini  cukup  sulit  untuk  diartikan.  Gaya  bahasa  yang  dipakai didominasi oleh gaya bahasa hiperbola, sarkasme, dan sinisme sehingga suasana dalam cerita ini makin mengharukan. Namun, sebagai suatu analogi hubungan Indonesia-Belanda Salah Asuhan bersifat  luar  biasa.  Walaupun  di  bawah  sensor  penguasa,  Moeis  mampu menyampaikan harapan agar bangsa Indonesia memeluk adat-istadat sendiri dan tidak berubah menjadi bangsa lain.Roman ini dibalut dengan unsur sastra, budaya, dan kritik terhadap “Sikap Kebarat – baratan yang kental. Abdoel moeis meramu semua ini dengan begitu cantiknya, ditambah pula dengan tambahan bahasa Belanda dan pantun – pantunyang menarik. Alur cerita dalam roman ini juga sangat menarik hingga pembaca tidak akan bosan membaca roman tersebut.Nasihat orang tua, keinginan yang begitu besar tanpa mengindahkan apa kata orang menjadi batu sandungan tentang kenapa semua peristiwa tersebut terjadi pada Hanafi dan Corrie.Di  dalam  roman  ini  juga  diajarkan  bahwa  ajaran  agama  tak  boleh di tinggalkan walau telah berpendidikan tinggi. Karena itulah yang akan membawakita selamat dunia dan akhirat.Roman ini nyaris tidak mempunyai kekurangan. Percampuran bahasa Melayudan Belanda yang ada memang cukup memusingkan, apalgi bagi anak remaja dandewasa jaman sekarang. Dimana bahasa Melayu sudah sangat jarang dipakai.Namun, sesungguhnya tak ada kesalahan dalam roman ini.Abdoel moeis memang seorang penulis yang imajinatif. Awal roman ini indah, jalan cerita yang menarik, ditutup dengan akhir yang tragis namun denganbahasa yang indah, sehingga seolah – olah  tidak merasa bahwa Hanafi melakukanperbuatan dosa.





BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
 
Secara struktural Salah Asuhan tidak istimewa. Ada tokoh yang utama, adatokoh minor, ada latar, dan ada narasi. Narasinya dilakukan dengan mendalampada pikiran tokoh utama dan penokohan dikembangkan dengan dialog.Pemilihan kata pada roman Salah Asuhan ini cukup sulit untuk dimengertikarena banyak terdapat bahasa Belanda. Gaya bahasa yang digunakan dalan novelSalah  Asuhan  ini  cukup  sulit  untuk  diartikan.  Gaya  bahasa  yang  dipakaididominasi oleh gaya bahasa
hiperbola
,
sarkasme
, dan
sinisme
sehingga suasanadalam cerita ini makin mengharukanNamun, sebagai suatu analogi hubungan Indonesia-Belanda salah asuhanbersifat  luar  biasa.  Walaupun  di  bawah  sensor  penguasa,  Moeis  mampumenyampaikan harapan agar bangsa Indonesia memeluk adat-istadat sendiri dantidak berubah menjadi bangsa lain.Roman ini dibalut dengan unsur sastra, budaya, dan kritik terhadap “SikapKebarat – baratan yang kental. Abdoel moeis meramu semua ini dengan begitucantiknya, ditambah pula dengan tambahan bahasa Belanda dan pantun – pantunyang menarik. Alur cerita dalam roman ini juga sangat menarik hingga pembacatidak akan bosan membaca roman tersebut.Nasihat orang tua, keinginan yang begitu besar tanpa mengindahkan apa kataorang menjadi batu sandungan tentang kenapa semua peristiwa tersebut terjadipada Hanafi dan Corrie.Di  dalam  roman  ini  juga  diajarkan  bahwa  ajaran  agama  tak  bolehditinggalkan walau telah berpendidikan tinggi. Karena itulah yang akan membawakita selamat dunia dan akhirat.Roman ini nyaris tidak mempunyai kekurangan. Percampuran bahasa Melayudan Belanda yang ada memang cukup memusingkan, apalgi bagi anak remaja dandewasa jaman sekarang. Dimana bahasa Melayu sudah sangat jarang dipakai.Namun, sesungguhnya tak ada kesalahan dalam roman ini.Abdoel moeis memang seorang penulis yang imajinatif. Awal roman iniindah, jalan cerita yang menarik, ditutup dengan akhir yang tragis namun denganbahasa yang indah, sehingga seolah – olah  tidak merasa bahwa Hanafi melakukanperbuatan dosa.
E. Kesimpulan
 
Abdoel  Moeis  adalah  pengarang  pembaharu  dalam  kesastrawan  lama Indonesia. Abdoel Moeis adalah pengarang angkatan Balai Pustaka. Cerita yang dikarangnya ini berbentuk roman tentang kehidupan masyarakat.Novel Salah Asuhan telah dikenal luas oleh masyarakat, dan telah mengalami pencetakan ulang berkali-kali karena banyak peminat yang ingin memahamimaknanya. Novel ini kerap kali menjadi bacaan yang digunakan di sekolah-sekolah, agar siswa siswi dapat memahami  jelas bagaimana kehidupan campuran antara orang Timur dengan orang Barat.Dalam novel Salah Asuhan ini, banyak menceritakan tentang kedurhakaan seorang anak pada ibunya. Yang mana pada zaman sekarang ini juga banyak anak yang durhaka pada ibunya. Disini juga dijelaskan bahwa adanya orang yang melupakan adat istiadatnya sendiri. Sebagaimana kita tahu bahwa remaja saat ini juga  bersikap  demikian.  Novel  Salah  ini  dapat  dijadikan  sebagai  bahan pertimbangan bagi remaja yang hendak mengadakan pernikahan campuran, untuk lebih mempertimbangkan untung ruginya ke depan akibat pernikahan tersebut.Oleh karena kemampuan dan keberanian Abdoel Moeis itu Salah Asuhan patut  dibaca  berkali-kali  dan  diartikan  sebagai  perjuangan  rahasia  bangsa Indonesia. Apalagi, pesan dalam novel ini agar tidak berubah menjadi yangbukan-bukan  sangat  penting  kala  kini  karena  globalisasi  dan  kehilangan kebudayaan tradisional.Dengan demikian roman ini layak untuk dipahami.
3.2 Saran
• Pembaca supaya mau membaca dan memahami maksud dari isi cerita dari pengarang
• Pembaca dituntu untuk mengambil segi positif yang ada di dalam novel



DAFTAR PUSTAKA
Moeis, Abdoel. 1999. Salah Asuhan. Jakarta: Balai Pustaka


 
Latar atau tempat terjadinya yaitu :1) Lapangan tenis di Minangkabau2) Rumah Corrie dan rumah Hanafi di Minangkabau3) Betawi / Jakarta4) Semarang
6. Sudut Pandang
Dalam novel Salah Asuhan Abdoel Moeis ini, pengarang bertindak sebagaiorang ketiga yaitu menceritakan kehidupan tokoh-tokoh pada novel tersebut.
7. Gaya Penulisan
Gaya penulisan dari novel ini apabila dilihat dari segi bahasa adalah bahasaMelayu dan ada juga diselipkan bahasa Belanda. Dalam penulisannya terdapatpantun dan sedikit pribahasa.
b. Unsure Ekstrinsik 1.  Latar Belakang Penciptaan Karya Sastra
Berasal dari luar diri pengarang, karena pada novel ini pengarang hanyasebagai sudut pandang orang ketiga.
2.  Sejarah dan Latar Belakang Pengarang
Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli 1883– wafat di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalahseorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah diStovia  (sekolah  kedokteran,  sekarang  Fakultas  KedokteranUniversitas Indonesia),Jakarta akan tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadianggota Volksraad yang didirikan pada tahun 1916 oleh pemerintah penjajahanBelanda.
3.

Kondisi Masyarakat Saat Karya Sastra Diciptakan
.Pengarang  menciptakan  novel  ini  karena  berdasarkan  kehidupan  sosialmasyarakat pada masa itu yang menceritakan seseorang yang melupakan adatistiadatnya.
D. Permasalahan
 
Secara struktural Salah Asuhan tidak istimewa. Ada tokoh yang utama, adatokoh minor, ada latar, dan ada narasi. Narasinya dilakukan dengan mendalampada pikiran tokoh utama dan penokohan dikembangkan dengan dialog.Pemilihan kata pada roman Salah Asuhan ini cukup sulit untuk dimengertikarena banyak terdapat bahasa Belanda. Gaya bahasa yang digunakan dalan novelSalah  Asuhan  ini  cukup  sulit  untuk  diartikan.  Gaya  bahasa  yang  dipakaididominasi oleh gaya bahasa
hiperbola
,
sarkasme
, dan
sinisme
sehingga suasanadalam cerita ini makin mengharukanNamun, sebagai suatu analogi hubungan Indonesia-Belanda salah asuhanbersifat  luar  biasa.  Walaupun  di  bawah  sensor  penguasa,  Moeis  mampumenyampaikan harapan agar bangsa Indonesia memeluk adat-istadat sendiri dantidak berubah menjadi bangsa lain.Roman ini dibalut dengan unsur sastra, budaya, dan kritik terhadap “SikapKebarat – baratan yang kental. Abdoel moeis meramu semua ini dengan begitucantiknya, ditambah pula dengan tambahan bahasa Belanda dan pantun – pantunyang menarik. Alur cerita dalam roman ini juga sangat menarik hingga pembacatidak akan bosan membaca roman tersebut.Nasihat orang tua, keinginan yang begitu besar tanpa mengindahkan apa kataorang menjadi batu sandungan tentang kenapa semua peristiwa tersebut terjadipada Hanafi dan Corrie.Di  dalam  roman  ini  juga  diajarkan  bahwa  ajaran  agama  tak  bolehditinggalkan walau telah berpendidikan tinggi. Karena itulah yang akan membawakita selamat dunia dan akhirat.Roman ini nyaris tidak mempunyai kekurangan. Percampuran bahasa Melayudan Belanda yang ada memang cukup memusingkan, apalgi bagi anak remaja dandewasa jaman sekarang. Dimana bahasa Melayu sudah sangat jarang dipakai.Namun, sesungguhnya tak ada kesalahan dalam roman ini.Abdoel moeis memang seorang penulis yang imajinatif. Awal roman iniindah, jalan cerita yang menarik, ditutup dengan akhir yang tragis namun denganbahasa yang indah, sehingga seolah – olah  tidak merasa bahwa Hanafi melakukanperbuatan dosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar